LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU
DAN TEKNOLOGI BENIH
ACARA VII ( PEMATAHAN DORMANSI )
OLEH
RIZKAN ZULIASDIN
NO.
MAHASISWA : C1M009020
KELOMPOK : 1/5
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2011
A.
Tujuan
Praktikum
Mahasiswa dapat mempelajari beberapa cara
yang dapat dipergunakan untuk memecahkan atau mempersingkat masa dormansi benih
tanaman.
B.
Pelaksanaan
Praktikum
1. Waktu
Praktikum
Praktikum
Ilmu dan Teknologi Benih ini dilaksanakan pada tanggal 13 mei 2011.
2. Tempat
Praktikum
Praktikum
Ilmu dan Teknologi Benih ini dilaksanakan di Laboratorium Produksi Tanaman Fakultas
Pertanian Universitas Mataram.
C.
Tinjauan
Pustaka
Pengamplasan merupakan cara yang paling umum yang
biasa dilakukan. Biji akan bekecambah setelah mengalami masa dorman yang
disebabkan berbagai faktor internal, seperti embrio masih berbentuk
rudimentatau belum masak (dari segi fisiologis), kulit biji yang tahan atau
impermeable atau adanya penghambat tumbuh. Ada beberapa alasan benih tidak berkecambah
bila dilihat dari kondisi morfologinya:
i.
Benih keras (hard seed), yaitu benih
yang mengalami imbibisi. Hal ini dapat terjadi karena kulit benih impermeable
terhadap air atau tekanan osmosis air tinggi sehingga air tidak dapat masuk
dalam benih.
ii.
Benih segar tidak berkecambah (fresh
ungerminated seed) yaitu benih yang telah berimbibisi tetapi tidak dapat
berkecambah karena sebab lain.
iii.
Benih busuk (rot seed), yaitu benih yang
telah berimbibisi menjadi busuk karena terserang oleh penyakit benih.
Benih mati (dead seed), yaitu benih yang
embrionya tidak berfungsi atau mati (Idris, 2003:44).
Faktor-faktor yang menyebabkan hilangnya
dormansi pada benih sangat bervariasi tergantung pada jenis tanaman dan tentu
saja tipe dormansinya, antara lain yaitu: karena temperatur yang sangat rendah
di musim dingin, perubahan temperatur yang silih berganti, menipisnya kulit
biji, hilangnya kemampuan untuk menghasilkan zat-zat penghambat perkecambahan,
adanya kegiatan dari mikroorganisme (Kamil, 1984).
Dormansi pada benih dapat berlangsung
selama beberapa hari, semusim bahkan sampai beberapa tahun tergantung pada
jenis tanaman dan dormansinya. Pertumbuhan tidak akan terjadi selama benih
belum melalui masa dormansinya, atau sebelum dikenakan suatu perlakuan khusus
terhadap benih tersebut. Dormansi dapat dipandang sebagai salah satu keuntungan
biologis dari benih dalam mengadaptasikan siklus pertumbuhan tanaman terhadap
keadaan lingkungannya, baik musim maupun variasi-variasi yang kebetulan
terjadi. Sehingga secara tidak langsung benih dapat menghindarkan dirinya dari
kemusnahan alam. Dormansi pada benih dapat disebabkan oleh keadaan fisik dari
kulit biji ataupun keadaan fisiologis dari embrio atau kombinasi dari kedua
kedaan tersebut. Sebagai contoh kulit biji yang impermeabel terhadap air dan
gas sering dijumpai pada benih-benih dari famili Leguminosae (Sutopo, 2010).
D.
Alat dan Bahan Praktikum
1. Alat
Praktikum
a.
alat tulis
b.
pinset
c.
kertas amplas
d.
cawan petri
e.
stopwatch
f.
panci aluminium
g.
kompor listrik
h.
gelas beaker
2. Bahan
Praktikum
·
Substrat kertas merang
·
Benih lamtoro
·
Larutan KNO3, H2SO4, HCl, Alkohol, Air
panas 50ºC. Air panas 70ºC
.
D.
Cara
kerja
Langkah-langkah yang
dilakukan pada praktikum ini adalah :
1.
Benih
lamtoro sebanyak 75 buah disiapkan.
2.
Larutan
Kalium Nitrat 3 gelas disiapkan.
3.
Tiap
25 biji lamtoro dimasukan kedalam masing-masing gelas.
4.
Perendaman
dilakukan selama 5 menit.
5.
Lalu
benih diangkat dari kalium nitrat dan diletakan pada cawan petridish.
6.
kemudian
dilakukan pengamatan selama 2 minggu.
E.
Hasil
Pengamatan ( dan Perhitungan )
KLP
|
Perlakuan
|
Ulangan
|
Normal
|
Mati
|
Dorman
|
1
|
Pemotongan
|
I
|
14
|
0
|
11
|
|
|
II
|
16
|
2
|
7
|
|
|
III
|
14
|
0
|
11
|
2
|
Pengamplasan
|
I
|
24
|
1
|
-
|
|
|
II
|
25
|
-
|
-
|
|
|
III
|
25
|
-
|
-
|
3
|
KNO3
|
I
|
11
|
-
|
14
|
|
|
II
|
18
|
-
|
7
|
|
|
III
|
18
|
-
|
7
|
4
|
Kontrol
|
I
|
16
|
-
|
9
|
|
|
II
|
12
|
-
|
13
|
|
|
II
|
14
|
-
|
11
|
5
|
H2SO4
|
I
|
12
|
11
|
-
|
|
|
II
|
10
|
14
|
-
|
|
|
III
|
12
|
-
|
-
|
6
|
HCl
|
I
|
16
|
1
|
8
|
|
|
II
|
13
|
1
|
11
|
|
|
III
|
17
|
-
|
8
|
7
|
Alkohol
|
I
|
0
|
5
|
20
|
|
|
II
|
0
|
10
|
15
|
|
|
III
|
0
|
6
|
19
|
8
|
Air panas 50◦ C
|
I
|
4
|
-
|
6
|
|
|
II
|
11
|
-
|
8
|
|
|
III
|
-
|
-
|
4
|
9
|
Air panas 70◦C
|
I
|
21
|
-
|
2
|
|
|
II
|
20
|
-
|
3
|
|
|
III
|
22
|
-
|
2
|
Perlakuan HCl :
1. Ulangan I
Benih normal :
Mati :
Dorman :
2. Ulangan II
Benih normal :
Mati :
Dorman :
3. ulangan III :
Benih normal :
Mati : -
Dorman :
F.
Pembahasan
Dari
hasil pengamatan perlakuan pematahan dormansi benih dengan mekanik menunjukkan
bahwa perlakuaan pengamplasan, pematahan dormansinya lebih bagus dibandingkan
dengan perlakuan yang lain dimana jumlah yang normal berkecambah berjumlah 24,
25, 25 dengan 3 kali ulangan. Hal ini disebabkan oleh teknik pengamplasan yang
dapat menipiskan kulit biji sehingga masuknya
air dapat terjadi sebagai awal dari suatu proses perkecambahan.
Pematahan dormansi perlakuan pemotongan lebih bagus dibandingkan dengan benih
yang hanya dibiarkan memecahkan masa dormannya sendiri (kontrol) walaupun
hasilnya tidak berbeda jauh. Tujuan dari pemotongan dan pengamplasan ini adalah
agar kulit biji yang keras dapat dilemahkan sehingga lebih permeable terhadap
air dan gas.
Sedangkan
untuk perlakuan kimia yang menunjukkan pematahan dormansi yang lebih bagus
yaitu Asam Klorida (HCl) dan Kalium Nitrat (KNO3) walaupun hasilnya tidak
berbeda jauh. Perlakuan Asam Sulfat (H2SO4) yaitu 12,10,12 lebih bagus jika
dibandingkan dengan Alkohol 0,0,0 (tidak ada berkecambah) dengan tiga ulangan.
Alkohol yang mana menunjukkan benyaknya benih yang masih dorman. Perlakuan
dengan larutan kimia ini bertujuan untuk melunakkan kulit biji sehingga air dapat
masuk ke dalam biji.
Dan
yang terakhir merupakan perlakuan pemanasan dengan air panas bersuhu 50ºC dan
70ºC. Perlakuan yang menunjukkan hasil pemecahan dormansi lebih bagus adalah
air bersuhu 70ºC dibandingkan dengan pemanasan dengan 50ºC. Hal ini disebabkan
oleh kulit biji yang terlalu keras sehingga apabila direndam pada air bersuhu
50ºC tidak terlalu melunakkan kulit biji, sedangkan perendaman dengan suhu 70ºC
akan lebih cepat melunakkan kulit biji. air panas 70o C juga
pematahan dormansinya cukup bagus dan hampir setara dengan perlakuan
pengamplasan yaitu jumlah yang berkecambah 21, 20 22 dengan tiga ulangan.
Perlakuan pemanasan dengan air panas ini
bertujuan untuk memudahkan air masuk kedalam benih.
G.
Kesimpulan
· Pematahan
dormansi dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu pemotongan, pengamplasan,
perendaman dalam larutan kimia, dan perendaman dengan air panas.
· Cara
pematahan dormansi yang lebih bagus adalah dengan pengamplasan dibandingkan
dengan pemotongan.
· Cara
pematahan dormansi yang lebih bagus adalah dengan perlakuaan larutan Asam
Klorida (HCl) dan Kalium Nitrat (KNO3) dibandingkan dengan perlakuan kimia yang
lain walaupun hasilnya tidak terlalu jauh.
· Dan
cara pematahan dormansi dengan perendaman pada air panas yang lebih bagus
adalah dengan perendaman dalam air bersuhu 70ºC dibandingkan dengan air bersuhu
50ºC.
Daftar pustaka
Kamil, J., 1984. Teknologi Benih.
Angkasa Raya: Bandung.
Idris, 2003. Dasar-Dasarr Teknologi Benih. Universitas
Mataram: Mataram.
Sutopo, Lita, 2010. Teknologi Benih. PT Raja Grafindo
Persada: Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar